KRATON
SURAKARTA
BAB I
Pendahuluan
Sekilas
Sejarah
Kraton
Surakarta
Tahun masehi 1742
terjadilah pemberontakkan yang dilakukan oleh orang–orang Cina yang dipimpin
oleh Raden mas Garendi di Kartasura dan berhasil menduduki Karaton Surakarta.
Raden mas Garendi adalah putra Pangeran Teposono, sedangkan Pangeran Teposono
adalah putra Susuhunan Hamangkurat II ( Hamangkurat Amral ). Pemberontakan di
Kartasura ini dikenal peristiwa Geger Pacinan atau bedahnya Karaton Kartasura
atau awal jatuhnya Karaton Kartasura. Saat para pemberontak menduduki Karaton
Kartasura yang saat itu diperintah oleh Susuhunan Paku Buwono II, Susuhunan
Paku Buwono II beserta pengawal dan abdi dalem yang setia, mengungsi ke
Ponorogo, Jawa Timur. Setelah Raden Mas Garendi berhasil menduduki Karaton
Kartasura dikenal dengan nama Sunan Kuning atau Hamangkurat V.
Susuhunan Paku Buwono
II berhasil merebut kembali Karaton Kartasura dari kaum pemberontak, namun
Karaton Kartasura sudah dalam keadaan rusak sehingga tidak pantas untuk dijadikan
Karaton lagi.Susuhunan Paku Buwono II berkehendahk memindahkan Karaton
Kartasura di Desa Sala, letaknya 14 kilometer dari tempat semula.
Demikianlah atas
kehendak Susuhunan Paku Buwono II didirikan sebuah Karaton yang baru di Desa Sala,
Susuhunan Paku Buwono II secara resmi Desa Sala diganti nama menjadi Karaton
Surakarta Hadiningrat, meneruskan Karaton Kartasura.
Adapun tahun berdirinya
Karaton Surakarta Hadiningrat diambil dari kepindahan Karaton Kartasura ke Desa
Sala, pada hari Rabu Tanggal 17 Suro tahun je 1670, sinengkalan “Kombuling
Pudya Kapyarsihing Nata” (tahun Jawa 1670) atau 17 Februari 1745.
Menurut jangka atau
ramalan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa tradisional, Desa Sala akan membawa
keberkahan dan keselamatan sehingga pantas untuk dibangun sebuah Karaton
sebagai penerus Karaton Kartasura. Raden Tumenggung Honggowongso, seorang abdi
dalem Susuhunan Paku Buwono II dan juga ahli kebatinan, meramalkan, bahwa
Karaton Surakarta berusia 200 tahun. Bahwa telah ada “weca” (ucapan yang menjadi
kenyataan), yang menyebutkan bahwa “sanadyan kari sak megaring paying, tetep
lestari”. Maksudnya, jika Karaton Surakarta berdiri di Desa Sala, Karaton tetap
ada, eksis meskipun daerah kekuasaannya tinggal selebar terbukanya paying.
Karaton Surakarta pertama
kali diperintah oleh Ingkang Sinuhun kangjeng Susuhunan Paku Buwono II. Beliau
merupakan Raja terakhir Karaton Kartasura dan pendiri Karaton Surakarta.
Susuhunan Paku Buwono II adalah putra nomor 10 dari Susuhunan Hamangkurat Jawa
yang memerintah Karaton Kartasura, lahir dari Prameswaridalem (garwa padmi).
Sebelum menjadi Paku Buwono II, Bernama Raden Mas gusti Proboyoso.
Susuhunan Paku Buwono
II memerintah Karaton Surakarta hanya 4 tahun lamanya (tahun 1745 – 1749
Masehi/1670 – 1674 Jawa) dan menurunkan Susuhunan Paku Buwono berikutnya sampai
sekarang.
BAB II
Ada tiga tempat pilihan
untuk dijadikan karaton yang baru
Susuhunan Paku Buwono
II sekembalinya dari pengungsian di Ponorogo Jawa Timur, berhasil merebut
kembali karaton Kartasura dari kaum pemberontak, yang dipimpin Raden Mas
Garendi. Namun Karaton Kartasura sudah dalam keadaan rusak sehingga tidak
pantas untuk dijadikan Karaton lagi.Susuhunan Paku Buwono II berkehendahk
memindahkan Karaton Kartasura ke tempat lain.
Sebelumnya ada tiga tempat untuk dipilih menjadi karaton yang baru
sebagai penerus Karaton Kartasura yang telah rusak. Tiga tempat itu yakni :
a)
Kadipolo
b)
Sonosewu
c)
Desa
atau dusun Sala
Para utusan diperintahkan untuk meneliti ketiga tempat
tersebut layak atau tidaknya untuk
dijadikan karaton. Setelah diadakan penelitian dan dipertimbangkan oleh abdi
dalem dan Susuhunan Paku Buwono II, mereka setuju bahwa Desa Sala untuk
dijadikan karaton yang baru.
BAB III
Berdirinya
Karaton Surakarta
Karaton Surakarta
Hadiningrat atau Karaton Kasunanan Surakarta, didirikan oleh ingkang Sinuhun
Kangjeng Susuhunan Paku Buwono II tanggal 17 Suro tahun Je 1670 atau bertepatan
17 Februari 1745, hari Rabu.
Susuhunan Paku Buwono II merupakan Raja terakhir Karaton Kartasura dan
pendiri Karaton Surakarta.
Karaton Surakarta
adalah penerus Karaton Kartasura dan Karaton Kartasura merupakan penerus
Karaton Negara Mataram. Mataram adalah karaton yang didirikan oleh Kangjeng
Panembahan Senopati Ing Ngalogo Sayidin Panatadinan pada akhir abad ke-16
Masehi.
Terjadilah
pemberontakkan yang dikenal dengan nama “geger Pacinan” atau kerusuhan di
Kartasura yang di lakukan oleh orang Cina yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi,
yang berhasil menduduki Karaton Kartasura. Beliau merupakan putra Pangeran Teposeno.
Dalam catatan arsip
Karaon Surakarta diperingati kepindahan Karaton Kartasura ke Desa Sala dalam
sekar Dangdanggula:
Sigra jengkar saking Kartawani,
Ngalih kadaton mring dusun Sala,
Busekan sapraja balane,
Kebut sawadya balane
Buseken sapraja gung,
Pinengketan hangkate uni,
Hanuju hari Buda enjing wancinipun,
Wimbaning lek ping Sapta Wlas,
Sura Je Kombuling Pudya Kapyarsi,
Hing Nata kang sangkala.
Nata lenggah ing bangsal Pangrawit,
Para opsir kalawan Kumendan,
Samya ngadeg neng kirine,
Bangsal lenggahan Prabu,
Pra prajurit bahjeng habaris,
Kumpeni miwa jawa haneng halun-halun,
Sri Narendra lon ngandika,
Dusun Sala hingelih nama Nagari,
Surakarta Diningrat.
Atas kehendak Susuhunan Paku Buwono II, nama Desa Sala
secara resmi menjadi NAGARI SURAKARTA HADINGRAT atau nama Desa Sala diganti
menjadi Nagari Surakarta Hadingrat.
Nama Desa Sala adalah berasal dari nama seorang
sesepuh ketika itu yang bernama Kyai Sala atau Ki Gede Sala. Kyai Sala masih
abdi dalem Karaton Kartasura.
Nama-nama yang pantas dicatat dalam sejarah kepindahan
Karaton Kartasura ke Desa Sala yang kemudian menjadi Nagari atau Karaton
Surakarta Hadiningrat misalnya :
1.
Pangeran
Wijil
2.
Raden
Tumenggung Honggowongso (Ahli kebatinan Karaton Kartasura/abdi dalem)
3.
Raden
Tumenggung Tirtowiguno (pujangga)
4.
Pujangga
Kyai Yosodipura Tus Pajang (Yosodipura I)
5.
Patih
Adipati Pringgoloyo
6.
Patih
Adipati Sinduredjo
7.
Kyai
Khalifah Buyut
8.
Mas
Penghulu Pekik Ibrahim
9.
Kyai
Tohjoyo
10. Kyai Gede Sala (Kyai Sala)
Berdirilah Nagari ataui IKaratonSurakrta di atas Desa
Sala sebagai penerus Karaton Kartasura atau kelanjutan Dinasti Mataram.Sekarang
Karaton Surakarta diperintah oleh Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku
Buwono XII, keturunan pancer kakung (garis laki-laki) Susuhunan Paku Buwono II.
Susuhunan Paku Buwono XII tahta tahun Masehi 1945, sebulan sebelum Kemerdekaan
RI.
Karaton berasal dari
kata dasar (Jawa: lingga) “Ratu”, ditambah awalan “ka” dan akhiran “an”
menjadi”Ka-ratu-an”. Kemudian ka-ratu-an dipercepat pengucapannya menjadi
“KARATON” yang beararti tempat tinggal atau kediaman resmi RATU (Raja) beserta
keluarganya.
Dahulu Karaton
Surakarta merupakan :Negara (Negari)” yang memiliki susunan asli,
berpemerintahan sendiri (otonomi), memiliki daerah/wilayah tertentu. Karaton
Surakarta Hadiningrat telah “ada” jauh sebelum berdirinya Negara Gepublik
Indonesia .
Dengan demikian Karaton
Surakarta adalah peninggalan asli Indonesia kultur Jawa yang memiliki susunan
asli. Namun dalam negara kesatuan Republik Indonesia , Karaton Surakarta adalah
sebuah “lembaga” masyarakat kerabat atau adat atau masyarakat hokum adat
berdasarkan ikatan kekeluargaan.
Sifat Istimewa dari
Karaton Surakarta, adalah sifat pemerintahannya turun-temurun dari Ratu
sebelumnya ke Ratu berikutnya, berdasarkan hak asal-usul yang telah ada jauh
sebelum terbentuknya Negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar