Sabtu, 07 September 2013

CLEAN ENERGY

RIDWAN BIMA ARYA
Clean And Sustainable Energy for Indonesia : Local Act for Global Impact
Sub tema : Green Energy

            Dewasa ini krisis energi di dunia khususnya di negara kita sendiri Indonesia sudah marak dibicarakan. Krisis energi di Indonesia ini terjadi karena mulai langkanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, terutama minyak bumi. Krisis energi seperti ini menuntut sumber daya manusia untuk menemukan cara pengganti energi yang didapat dari minyak bumi, salah satunya dengan energi hijau.
            Energi hujau (Green Energy) sendiri adalah sumber energi ramah lingkungan, dapat diperbaharui yang berasal dari alam sekitar seperti panas bumi, tanaman hijau (biomassa), atau sering disebut energi hayati (biofuel). Energi hijau dapat diperbaharui selama ada bantuan faktor lain, seperti adanya tanah, matahari, air dan angin. Energi hijau sangatlah potensial bila dikembangkan di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi sumber daya alam terbaharukan, seperti energi hijau. Karena :
  1. Indonesia merupakan negara agraris (negara pertanian)
  2. Cuaca di Indonesia sangat mendukung (tersedia cukup sinar matahari, angin, air, tanah yang melimpah)
  3. Iklim tropis yang sangat cocok
  4. Meningkatkan lapangan pekerjaan (bila dikembangkan secara maksimal)
Indonesia sendiri adalah negara yang memiliki gunung api aktif terbanyak di dunia. Maka dari itu Indonesia memiliki sumber daya alam, yaitu panas bumi yang melimpah. Sumber panas bumi atau panas bumi yang sering disebut geothermal ini tersebar hampir ke-seluruh wilayah Indonesia. Titik geothermal yang banyak di Indonesia terhitung sebanyak 299 titik, tapi hanya sekitar 8 yang baru dimanfaatkan oleh pertamina, dan beberapa oleh pihak swasta. Panas bumi sendiri jika dikelola dengan baik akan dapat digunakan untuk berbagai sumber daya, terutama sumber daya pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ramah lingkungan. Terhitung kebutuhan listrik Indonesia sangatlah besar, untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi pemanfaatan panas bumi ini wajib digalakan oleh pemerintah Indonesia. Melihat potensi geothermal yang ada di bumi tercinta ini.
            Melihat negara Indonesia berada pada iklim tropis, yang memiliki curah sinar matahari tinggi dan hampir setiap tahun mendapat sinar matahari energi hijau satu ini patut untuk dipertimbangkan. Panel surya, yang terdiri dari sel surya, aki, konverter wajib dimiliki untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Instalasi panel surya dimungkinkan untuk pemungkiman atau wilayah Indonesia yang berada di pelosok – pelosok yang tidak terjangkau listrik. Penduduk dekat lokasi penulis tepatnya di daerah Piyungan, Bantul adalah tempat yang berada jauh dari jangkauan listrik, untuk itu saya melakukan observasi di lokasi setempat.
Pemungkiman warga setempat memperoleh listrik dari cahaya matahari, yap, yaitu panel surya. “Warga mendapatkan panel surya dari instansi mas, yaitu Universitas Gadjah Mada,” kata Bapak Sugiarto (ketua warga setempat). “Untuk instalasi (pemasangan) dilakukan oleh pihak UGM sendiri,” tambahnya. Beliau mengaku 1 unit sel surya (ukuran sekitar 70 x 50 cm) bisa menghidupkan 3 lampu sebesar 30 watt selama sehari (12 jam). Kehematan listrik bisa mencapai 1,08 kWh untuk sehari. Selama 1 bulan dapat menghemat listrik 32,4 kWh. Data diatas hanya untuk 1 rumah, apabila dikembangkan tentu dapat menghemat kebutuhan lisstrik kita.
Warga sekitar juga menggunakan panel surya sebagai energi alternatif, terhitung ada sekitar 7 rumah. Pengembangan panel surya di seluruh Indonesia tentu akan sangat berpengaruh bagi kehematan energi yang tidak terbaharukan. Disamping itu, pengembangan tenaga surya di Indonesia sangat bergantung pada pemerintah dan pengembangan ini dirasa sangat cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia ini.
Indonesia berpeluang untuk menjadi pengembang energi terbaharukan di dunia, khususnya energi hijau. Energi yang didapatkan dari tanaman hijau ini dapat diperoleh dari berbagai macam tanaman hijau, misalnya kelapa, kelapa sawit, tanaman jarak, singkong dan masih banyak lagi tanaman yang mampu menghasilkan energi alternatif. Tanaman di atas adalah tanaman yang sering kita jumpai, bahkan mudah berkembang / hidup di wilayah Indonesia dengan melihat karakter setiap daerah.
            Minyak bumi yang dibangga – banggakan oleh bangsa Indonesia ini lama kelamaan pasti akan habis.Tindakan pemerintah untuk mengembangkan teknologi ini sangat dibutuhkan. Tidak hanya untuk kita sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Bayangkan bila Indonesia mampu mengembangkan teknologi energi hijau ini, apa yang terjadi untuk generasi yang akan datang?
            Teknologi energi hijau memiliki 3 cara pengembangan, yaitu dengan cara pembakaran (langsung), pembuatan gas biomassa, dan mengubah menjadi bahan bakar cair.
a)      Teknologi pengolahan energi dengan cara pembakaran sudah banyak dilakukan, bahkan sudah mulai dikenal sejak dulu. Pengolahan ini misalkan melakukan pembakaran kayu (kayu bakar), seperti untuk memasak, menghasilkan uap pembakit listrik, atau bahan bakar industri yang menggunakan uap. Namun tindakan ini harus dilakukan secara efektif, agar tidak terjadi penebangan pohon / hutan secara berlebihan,
b)      Teknologi pengolahan energi dengan pembuatan gas biomassa, pada proses ini dibutuhkan proses fermentasi yang menghasilkan gas metana yang akhirnya bisa dibakar.
c)      Teknologi pengolahan energi dengan mengubah menjadi bahan bakar cair. Pengolahan yang ketiga ini sering kita jumpai dan mudah untuk dikembangkan juga. Energi yang dihasilkan memiliki bentuk cair, seperti tanaman energi alternatif satu ini, siapa yang tidak mengenal tanaman jarak? Biji jarak yang diekstrak ini dapat menjadi bahan bakar pengganti BBM yang sekarang ini memiliki harga tinggi, Rp.6.500,- per liter. Tentu ini akan lebih membantu serta menghemat biaya yang dikeluarkan.
Pengolahan serta sumber daya alam diatas merupakan bagian kecil yang sangat potensial dikembangkan di negara Indonesia. Pengembangan yang baik adalah pengembangan yang dilakukan secara efektif, cermat, tepat sasaran dan dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Indonesia berkembang akan mempengaruhi segala kebutuhan sumber daya di dunia. Energi hijau untuk masa depan, selamatkan generasi kita.
Energi terbaharukan di daerah Piyungan, Bantul (dekat lokasi penulis)